wisata purwodadi
Minggu, 08 Oktober 2017
WISATA KERETA API EKSEKUTIF HANYA Rp.10.000
Dalam upaya meningkatkan okupansi, PT KAI Daop 4 Semarang melakukan perubahan rute perjalanan atau reruting KA Komuter Kedungsepur. Semula, jadwal kereta api Kedungsepur melayani perjalanan Gubug-Weleri akan berubah menjadi Stasiun Semarang Poncol-Stasiun Ngrombo Kecamatan Toroh, Purwodadi, dan tidak melayani perjalanan sampai stasiun Weleri, Kendal.
Meski perubahan rute sudah mulai diberlakukan per 1 Februari 2015 dan akan digunakan pada jadwal 1 April 2015, namun hal ini masih ramai dibicarakan netizen. Salah satunya oleh akun Facebook Henry Furai. Dalam postingan di Facebook yang ditulis oleh Henry, dia menyampaikan informasi bahwa hanya dengan Rp 10.000 bisa naik kereta api "eksekutif".
"Bagi yang ingin jalan-jalan murah bisa nyobain KA Kedungsepur, relasi Semarang Poncol-Ngrombo PP 2X trip tiap hari, Pagi dan Sore. Berhenti di semua stasiun kecuali Tegowanu. Daripada naik KA odong-odong di mal, Rp 15.000 cuma seputeran, ini Rp 10.000 naik KA beneran dengan kursi eksekutif, full AC. Kereta api yang digunakan adalah KA eks bandara alias Airport Railink Service (ARS) jadi bisa kebayang leganya, lebih lega dari Argo Bromo malah," tulis dia.Tarif flat jauh-dekat sebesar Rp 10.000 mengacu pada revisi tarif kereta api per 1 Januari 2016. Menurut berbagai sumber, KA Kedungsepur ini tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Dulu, tarif KA Kedungsepur Rp 25.000, kemudian ada promo jadi Rp 15.000 dan kini tarifnya menjadi Rp 10.000 untuk sekali jalan.
Selain soal tarif yang murah, KA Kedungsepur tetap akan menggunakan empat gerbong Kereta Rel Disel (KRD) dengan kapasitas 200 penumpang. Waktu tempuh KA Kedungsepur dari Semarang Poncol-Ngrombo yang berjarak 60 km rata-rata 85 menit.
"Wah iso nyepur, bersama suami dan anak nih. Cuma sayang liburane wis bar," kata netizen, Yanty Pratiwi mengomentari status Henry.
Menutup informasi tersebut, Henry mengajak kepada semua yang ingin jalan-jalan murah untuk memilih transportasi darat dengan menggunakan kereta api. "Ayo numpak sepur (ayo naik kereta api)!," tulisnya.
TAMAN HIJAU KOTA PURWODADI
Jawa Tengah.. Taman Wisata Keluarga Taman Hijau Kota Purwodadi, Taman Asik Untuk Bersantai di Sore dan Malam Hari
Taman Hijau Kota Purwodadi, Taman Asik Untuk Bersantai di Sore dan Malam Ha5memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar, dan ya, Taman Hijau Kota Purwodadi dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang yang kian memanjakan pengunjung.
Taman Hijau Kota Purwodadi terletak di belakang Rumah Sakit Islam, menjadikan akses menuju lokasi cukup mudah. Tak heran jika setiap harinya taman ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun luar daerah Grobogan, wisatawan yang datangpun didominasi oleh kalangan anak muda.
Biasanya wisatawan berkunjung ke Taman Hijau Kota Purwodadi pada sore dan malam hari, karena selain terik matahari yang sudah tidak terlalu menyengat, di taman ini juga disediakan trek jogging yang bisa kita gunakan untuk olahraga di sore hari.
Ketika malam hari, Taman Hijau Kota Purwodadi berubah menjadi sebuah taman cantik dengan dihiasi oleh lampu-lampu penerangan. Kerennya lagi, semua lampu penerangan di taman tersebut menggunakan tenaga surya lho, jadi lebih ramah lingkungan.
Tiket Masuk:
Gratis
Buka:
24 jam
Untuk penginapan, kamu bisa mencari hotel di pusat kota Purwodadi yang teletak tak jauh dari lokasi taman.
Lokasi :Alamat ; Jalan Dr. Soetomo, Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah500 meter dari Simpang Lima Purwodadi (6 menit)3 Km dari Terminal Bus Purwodadi melalui Jl. Gajah Mada (10 menit)(perkiraan waktu tempuh jika tidak ada kendala)
Rute Menuju Taman Hijau Kota PurwodadiAkses menuju Taman Hijau Kota Purwodadi sangat mudah, dari Simpang Lima, kamu tinggal menuju kearah Rumah Sakit Islam saja (arah Tugu Ganesa), sebelum sampai di Tugu Ganesa kamu akan menemukan RS Islam di kanan jalan, tepat di sebelah RS Islam terdapat gang, masuklah ke gang tersebut (menuju belakang RS Islam).
Tips Berlibur ke Taman Hijau Kota Purwodadi :Waktu terbaik untuk berkunjung ke Taman Kota Purwodadi adalah di sore dan malam hari.Bisa menjadi alternatif tempat jogging selain di Simpang LimaJangan membuang sampah sembarangan dan selalu jaga fasilitas dengan baik.Bisa menjadi pilihan untuk bersantai bersama keluarga dan teman.
Wisata Terdekat Dari Taman Hijau Kota Purwodadi :
Simpang Lima merupakan pusat dari Kota Purwodadi, disini terdapat sebuah tugu besar tepat ditengahnya, Simpang Lima sangat cocok untuk nongkrong saat malam hari.
Sama halnya dengan Simpang Lima, hanya saja Alun Alun lebih ramai karena tempatnya yang lebih luas.
Taman Hijau Kota Purwodadi, Taman Asik Untuk Bersantai di Sore dan Malam Ha5memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar, dan ya, Taman Hijau Kota Purwodadi dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang yang kian memanjakan pengunjung.
Taman Hijau Kota Purwodadi terletak di belakang Rumah Sakit Islam, menjadikan akses menuju lokasi cukup mudah. Tak heran jika setiap harinya taman ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun luar daerah Grobogan, wisatawan yang datangpun didominasi oleh kalangan anak muda.
Biasanya wisatawan berkunjung ke Taman Hijau Kota Purwodadi pada sore dan malam hari, karena selain terik matahari yang sudah tidak terlalu menyengat, di taman ini juga disediakan trek jogging yang bisa kita gunakan untuk olahraga di sore hari.
Ketika malam hari, Taman Hijau Kota Purwodadi berubah menjadi sebuah taman cantik dengan dihiasi oleh lampu-lampu penerangan. Kerennya lagi, semua lampu penerangan di taman tersebut menggunakan tenaga surya lho, jadi lebih ramah lingkungan.
Tiket Masuk:
Gratis
Buka:
24 jam
Untuk penginapan, kamu bisa mencari hotel di pusat kota Purwodadi yang teletak tak jauh dari lokasi taman.
Lokasi :Alamat ; Jalan Dr. Soetomo, Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah500 meter dari Simpang Lima Purwodadi (6 menit)3 Km dari Terminal Bus Purwodadi melalui Jl. Gajah Mada (10 menit)(perkiraan waktu tempuh jika tidak ada kendala)
Rute Menuju Taman Hijau Kota PurwodadiAkses menuju Taman Hijau Kota Purwodadi sangat mudah, dari Simpang Lima, kamu tinggal menuju kearah Rumah Sakit Islam saja (arah Tugu Ganesa), sebelum sampai di Tugu Ganesa kamu akan menemukan RS Islam di kanan jalan, tepat di sebelah RS Islam terdapat gang, masuklah ke gang tersebut (menuju belakang RS Islam).
Tips Berlibur ke Taman Hijau Kota Purwodadi :Waktu terbaik untuk berkunjung ke Taman Kota Purwodadi adalah di sore dan malam hari.Bisa menjadi alternatif tempat jogging selain di Simpang LimaJangan membuang sampah sembarangan dan selalu jaga fasilitas dengan baik.Bisa menjadi pilihan untuk bersantai bersama keluarga dan teman.
Wisata Terdekat Dari Taman Hijau Kota Purwodadi :
Simpang Lima merupakan pusat dari Kota Purwodadi, disini terdapat sebuah tugu besar tepat ditengahnya, Simpang Lima sangat cocok untuk nongkrong saat malam hari.
Sama halnya dengan Simpang Lima, hanya saja Alun Alun lebih ramai karena tempatnya yang lebih luas.
WADUK GEDUNG OMBO
Waduk Kedungombo merupakan salah satu waduk besar yang ada di Indonesia. Waduk Kedungombo terletak di perbatasan tiga kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Grobogan, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Boyolali tepatnya di Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Bendungan utama Waduk Kedungombo berada di perbatasan Desa Rambat dan Desa Juworo, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Waduk ini menggunakan Kali Serang sebagai sumber air utamanya sesaat pertemuan dengan Sungai Uter/ Sungai Kombo/ Sungai Banjaran. Sumber air lainnya dipasok dari beberapa anak sungai besar maupun kecil lainnnya yang menyuplai air ke Waduk Kedungombo antara lain Sungai Braholo, Sungai Tengah, Sungai Nglanji, Sungai Tapen, dan Sungai Sambas.
Waduk Kedungombo
Nama Waduk Kedungombo
Lokasi Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah
Kegunaan Irigasi, PLTA
Status Digunakan
Konstruksi dimulai 1985
Mulai beroperasi 1991
Pemilik Jasa Tirta
Dam dan saluran air
Tipe bendungan Rockfill
Tinggi 96 meter
Panjang 1.600 meter
Pembangunan Sunting
Pada tahun 1985 pemerintah merencanakan membangun waduk baru di Jawa Tengah untuk PLTA berkekuatan 22,5 Megawatt (MW) dan dapat menampung air untuk kebutuhan 70 Hektare sawah disekitarnya. Pembangunan Waduk Kedungombo ini dibiayai USD 156 juta dari Bank Dunia, USD 25,2 juta dari Bank Exim Jepang, dan APBN, dimulai tahun 1985 sampai dengan tahun 1989. Waduk mulai diairi pada 14 Januari 1989. Cangkupan genangan waduk ini mencapai 6.576 Hektar (Perairan 2.830 Hektar dan Lahan Daratan 3.746 Hektar) dengan menenggelamkan 37 desa, 7 kecamatan di 3 kabupaten, yaitu Sragen, Boyolali, Grobogan. Sebanyak 5.268 keluarga saat itu kehilangan tanahnya akibat pembangunan waduk ini. Waduk ini akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto, tanggal 18 Mei 1991. Peristiwa penolakan penggusuran dan pemindahan lokasi permukiman oleh warga karena tanahnya akan dijadikan Waduk Kedungombo karena kecilnya jumlah ganti rugi yang diberikan dikenal dengan Kasus Kedung Ombo
Pemanfaatan Sunting
Irigasi
Dengan luas genangan ± 4.500 Ha serta volume tampungan air normal sebesar 723 Juta M3 , Waduk Kedungombo mampu mengairi lebih dari 60 ribu hektar lahan pertanian di wilayah Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Jepara. Areal seluas itu dilayani dari tiga bendung pengambilan di sepanjang Kali Serang masing-masing Bendung Sidorejo, Bendung Sedadi dan Bendung Klambu yang merupakan sungai yang dijadikan saluran untuk mengalirkan air Waduk Kedungombo sejak pertama tanggal 14 Januari 1989 sampai sekarang. Untuk kebutuhan air daerah irigasi yang dilayani dengan memperhitungkan pengaruh ketersediaan air pada sungai – sungai lain di hilir waduk dan diperhitungkan pula aliran lateral Daerah Tangkapan Air (DTA) di pintu – pintu pengatur dari Bendung tersebut.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Perikanan
Pariwisata
Mencegah Banjir
Penampung Air
Waduk Kedungombo
Nama Waduk Kedungombo
Lokasi Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah
Kegunaan Irigasi, PLTA
Status Digunakan
Konstruksi dimulai 1985
Mulai beroperasi 1991
Pemilik Jasa Tirta
Dam dan saluran air
Tipe bendungan Rockfill
Tinggi 96 meter
Panjang 1.600 meter
Pembangunan Sunting
Pada tahun 1985 pemerintah merencanakan membangun waduk baru di Jawa Tengah untuk PLTA berkekuatan 22,5 Megawatt (MW) dan dapat menampung air untuk kebutuhan 70 Hektare sawah disekitarnya. Pembangunan Waduk Kedungombo ini dibiayai USD 156 juta dari Bank Dunia, USD 25,2 juta dari Bank Exim Jepang, dan APBN, dimulai tahun 1985 sampai dengan tahun 1989. Waduk mulai diairi pada 14 Januari 1989. Cangkupan genangan waduk ini mencapai 6.576 Hektar (Perairan 2.830 Hektar dan Lahan Daratan 3.746 Hektar) dengan menenggelamkan 37 desa, 7 kecamatan di 3 kabupaten, yaitu Sragen, Boyolali, Grobogan. Sebanyak 5.268 keluarga saat itu kehilangan tanahnya akibat pembangunan waduk ini. Waduk ini akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto, tanggal 18 Mei 1991. Peristiwa penolakan penggusuran dan pemindahan lokasi permukiman oleh warga karena tanahnya akan dijadikan Waduk Kedungombo karena kecilnya jumlah ganti rugi yang diberikan dikenal dengan Kasus Kedung Ombo
Pemanfaatan Sunting
Irigasi
Dengan luas genangan ± 4.500 Ha serta volume tampungan air normal sebesar 723 Juta M3 , Waduk Kedungombo mampu mengairi lebih dari 60 ribu hektar lahan pertanian di wilayah Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Jepara. Areal seluas itu dilayani dari tiga bendung pengambilan di sepanjang Kali Serang masing-masing Bendung Sidorejo, Bendung Sedadi dan Bendung Klambu yang merupakan sungai yang dijadikan saluran untuk mengalirkan air Waduk Kedungombo sejak pertama tanggal 14 Januari 1989 sampai sekarang. Untuk kebutuhan air daerah irigasi yang dilayani dengan memperhitungkan pengaruh ketersediaan air pada sungai – sungai lain di hilir waduk dan diperhitungkan pula aliran lateral Daerah Tangkapan Air (DTA) di pintu – pintu pengatur dari Bendung tersebut.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Perikanan
Pariwisata
Mencegah Banjir
Penampung Air
Langganan:
Postingan (Atom)